“Dimana lagu untuk kami?” pertanyaan itulah yang sepantasnya dilontarkan oleh anak seusia 1 sampai 8 tahun. Memang benar adanya, perkembangan anak – anak saat ini sangat kurang bahkan tidak ada lagi lagu – lagu yang khusus untuk anak – anak. Sepertinya berbeda sekali dengan masa kecil saya. Dulu hampir di setiap stasiun televisi,atau di radio saya sering melihat beberapa artis cilik dengan lagunya. Dan beberapa acara anak – anak yang menggambarkan keceriaan. Juga permainan tradisional yang dimainkan oleh anak usia 5 sampai 10 tahun. Benar – benar masa kecil yang menyenangkan.
Dan di masa sekarang ini, saya jarang sekali menemukan lagu yang betul – betul dinyanyikan oleh artis cilik dan lagunya menggambarkan kehidupan anak seusianya. Sekalipun ada, tema dari lagu tersebut sudah kearah percintaan. Dan yang lebih membuat saya kecewa, saya pernah mendengar lagu anak – anak melalui mp3 seperti lagu balonku,lihat kebunku,rintik hujan,dan beberapa lagu anak lainnya yang dinyanyikan oleh orang dewasa dengan versi dangdut. Menurut saya kurang pantas meskipun tidak ada salahnya menyanyikan lagu dengan versi lain.
Selain pudarnya lagu anak – anak, permainan anak zaman dahulu dengan anak zaman sekarang pun berbeda. Dahulu anak – anak bermain secara tradisional, seperti permainan congklak,bermain karet,bermain tak umpet,masak – masakan,dan lain - lain yang bersifat lebih bersosialisasi dengan orang lain. Karena dari permainan tersebut kita jadi banyak belajar untuk mengenal karakter orang lain,belajar kebersamaan,gotong royong dan anggota tubuh pun lebih aktif bergerak secara lincah. Sedangkan permainan anak zaman sekarang lebih modern seperti game online,game dari komputer atau laptop,play station,PSP,dan lain - lain yang bersifat lebih individual dan kurang bersosialisasi. Dari permainan yang berbasis teknologi tersebut, anak jadi lebih tertarik seharian dengan komputernya atau permainannya daripada bermain secara langsung dengan teman seusianya. Akibatnya anak jadi kurang bersosialisasi, kurang peka terhadap lingkungannya, kurang bergerak, berimajinasi tinggi, bahkan bisa melupakan kewajibannya yaitu belajar.
Perbedaan yang lebih ironis lagi selain yang disebutkan diatas adalah dampak dari perkembangan teknologi yang lebih maju. Dampak tersebut seperti pencarian melalui search engine di internet yang membuat anak dapat mencari sendiri apa yang ingin diketahuinya tanpa arahan dari orang tua. Dengan pencarian tersebut anak dapat mengetahui segala hal bahkan yang belum boleh diketahuinya sekalipun. Dan pengaruhnya secara langsung adalah anak menjadi lebih mengetahui hal yang bukan untuk seusianya,seperti pacaran bahkan hingga terjadinya seks bebas.
Dari perbedaan diatas,kita dapat mengambil kesimpulan bahwa zaman dahulu memang segala sesuatu masih tradisional,namun dengan keadaan tersebut secara tidak langsung kita terdidik untuk hidup bersosialisasi dan peka terhadap lingkungan. Sedangkan zaman sekarang, segala sesuatunya sudah modern dan lebih maju dari sebelumnya, namun karakter orang saat ini bersifat lebih individual dan kurang peka terhadap lingkungannya. Dan semua kembali pada peran orangtua sebagai pendidik anak di rumah. Orangtua dapat mengajarkan dengan cara yang berbeda – beda agar anak menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri,orangtua dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar