WELCOME ....

Seringkali perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan memperbolehkan kita melewati hidup ini tanpa cobaan, hal itu akan membuat kita lemah..

Selasa, 13 Maret 2012

Hard Skills

Pada kesempatan selanjutnya saya akan membahas mengenai Hard Skills. Hard skills sendiri merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Hard Skills dalam perkuliahan dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menangkap ilmu dari perkuliahan tersebut yang diukur dengan nilai yaitu Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa.
Sementara untuk pengertian hardskill atau sebagian orang menyebutnya Hard Competence sebagai berikut :
The hard competence referring to job-specific abilities, and relevance will be about specific knowledge relating to “up to date” systems.

Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sementara itu, soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal (Dennis E. Coates, 2006).

Kemampuan hard skill bisa diasah atau dipertajam melalui organisasi kampus, ilmu yang diberikan dari dosen maka akan dilihat secara nyata apakah teori tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia nyata. Himpunan Mahasiswa Jurusan biasanya berfungsi untuk mengkaji bagaimana, seberapa jauh, dan tindakan apa saja yang bisa dilakukan dalam disiplin ilmu yang bersangkutan. Mahasiswa dapat berbuat dan meneliti kajian ilmu tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri, lingkungan serta masyarakat. Apalagi lingkup kampus yang identik dengan idealisme, kegiatan mahasiswa tersebut bersifat sosial dan tidak ada orientasi untuk mendapatkan. Sehingga kelak sewaktu terjun di medan masyarakat, mereka akan menjadi pribadi yang memiliki persistensi, berkepribadian ikhlas dan berjiwa sosial serta cepat tanggap dengan perubahan lingkungan.

Dari uraian di atas, dapat saya simpulkan bahwa Hard skill adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan soft skill adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Semua profesi membutuhkan keahlian (hard skill) tertentu akan tetapi semua profesi memerlukan soft skill.
»»  READMORE...

Senin, 12 Maret 2012

Soft Skill dan Implementasinya

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai soft skil. Soft Skills sendiri sudah diterapkan dalam perkuliahan dengan tujuan untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Selain itu dengan mata kuliah Soft Skills, dosen dapat memantau perkembangan kepribadian, empati, keterampilan, dan ke aktifan mahasiswa. Karena dalam kenyataannya untuk masuk dalam dunia kerja, kita tidak hanya dilihat dari kemampuan Hard Skillsnya saja,tetapi juga dilihat dari kemampuan Soft Skillsnya seperti psikotest,wawancara,dll. Untuk penjelasan lebih dalamnya, Saya akan sedikit menguraikan pengertian, peranan dan kebutuhan Soft Skills dalam dunia kerja.

1. Pengertian Soft Skills
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Wikipedia menuliskan pengertian Soft Skill sebagai berikut:
Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical requirements of a job.

2. Peranan dari Soft Skills
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

3. Kebutuhan Soft Skill Di Dunia Kerja
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.

Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
3. Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
4. Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)

Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.

Contohnya Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Disini kesimpulan yang saya ambil adalah, kemampuan kita dalam berfikir logis, mendalami pengetahuan, dan mendapatkan nilai prestasi dilakukan oleh otak kiri yang berupa Hard Skills, sedangkan untuk kemampuan berkreatifitas,berorganisasi,dan melakukan keterampilan lainnya dilakukan oleh otak kanan yang berupa Soft Skills.

Source : 
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Antara%20Hard%20Skill%20dan%20Soft%20Skill&&nomorurut_artikel=212
»»  READMORE...

Minggu, 04 Maret 2012

Geliat Mobil ESEMKA

Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut kita untuk terus berevolusi sekaligus intropeksi diri akan keadaan bangsa kita sampai saat ini. Untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, tentunya kita tidak ingin sampai tertinggal dengan negara lain. Hal ini dibuktikan oleh pelajar SMK Surakarta yang memberikan karya unggulannya berupa “Mobil ESEMKA” yang diproduksi sendiri. Selain itu seakan tidak mau kalah dengan SMK Surakarta, kini hadir kembali mobil karya putra-putri Indonesia dari Universitas Hasunuddin Sulawesi Selatan yang dinamakan “Mobil Moko”. Dimana saat ini, telah diproduksi dalam tiga tipe, masing-masing: N1, Rinra dan Tetta. Kesemua tipe tersebut menggunakan motor berkapasitas 650cc. Peristiwa ini sekaligus telah menghapus anggapan miring selama ini, bahwa Indonesia masih belum mampu untuk memproduksi sendiri mobil nasionalnya akibat keterbatasan sumber daya dalam memproduksi komponen inti serta suku cadang lainnya. Namun, dengan lahirnya bakal mobnas Kiat Esemka yang telah menggunakan 80% kandungan lokal, serta mobil Moko yang menggunakan 70% kandungan lokal. Maka, anggapan miring tersebut secara nyata telah dapat dipatahkan.

Mobil Esemka adalah mobil yang sebagian besar komponennya diproduksi didalam negeri khususnya oleh anak-anak SMK yang berada di kota Solo, Jawa Tengah. Mobil Esemka buatan anak-anak SMKN Solo ini menjadi lebih dikenal oleh banyak orang setelah Walikota Solo Jokowi menggunakan mobil Esemka tersebut di berbagai aktivitas dinasnya. Mobil Esemka dari sisi desain maupun ketangguhan mesin tidak kalah dengan produk-produk buatan luar negeri namun memiliki kualitas yang prima dan tentu saja dengan harga terjangkau.

Bengkel Kiat Motor di Jalan Klaten-Solo, Desa Ngaran, Kecamatan Ceper, telah berhasil memproduksi 10 mobil Kiat Esemka, termasuk dua unit yang dipakai Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Wali Kota Hadi Rudyatmo. Sedangkan saat ini, masih ada dua unit lagi yang sedang dikerjakan di bengkel tersebut.
Sejumlah SMK yang terlibat dalam pembuatan mobil jenis sport utility vehicle (SUV) itu adalah SMK Negeri 1 Trucuk, SMKN 2 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Tengaran Salatiga, SMK Pati, SMK Kediri, SMK Madiun, SMK Ponorogo, SMK Wonogiri, SMK Salatiga, SMK Negeri 1 Jakarta, dan SMK Muhammadiyah Borobudur Magelang.

Kini, yang diharapkan masyarakat adalah, keseriusan pemerintah dalam menindak lanjuti semua hasil karya putra-putri bangsa. Karena mereka sudah sangat rindu untuk menggunakan mobil hasil karya murni anak bangsa. Mampukah Indonesia merealisasikannya? Atau selamanya hanya menjadi pelengkap penderita industri automotive global?. Mari kita tunggu aksi nyata pemerintah, dalam merealisasikan isu nasional ini dengan lebih konkrit.
»»  READMORE...

Penalaran Induksi dan Deduksi

1. Definisi Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

2. Metode Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
a. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti
Contoh:


Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
b. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

3. Kesalahan dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Dan jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka kesalahan dalam penalaran dapat terjadi. Syarat – syarat dalam menalar yaitu diantaranya :
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
»»  READMORE...