WELCOME ....

Seringkali perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan memperbolehkan kita melewati hidup ini tanpa cobaan, hal itu akan membuat kita lemah..

Minggu, 26 September 2010

Kepingan naskah kedua :

Tepat pukul 12.00 WIB ibu sudah berada dipagar depan sekolah. Aku segera mendatanginya dan cepat menaiki sepeda yang ibu bawa kemanapun. Hari pertama berada di sekolah tidak ada masalah denganku. Sepertinya teman-teman bisa menerimaku, atau mungkin mereka tidak tahu aku yang sebenarnya. Tapi, aku merasa tidak nyaman. Begitu banyak orang di sekolah, bising dan ramai. Tidak sedikit orang melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku bagai seorang tersangka narapidana yang disorot banyak mata. Be a positive thinking! Aku percaya semua orang baik padaku.
“Hey..ho.. adikku sudah mulai sekolah yaa. Are you happy?” seru kak ratu yang menyambutku dengan senyum khas nya sesampainya aku di rumah. Banyak orang yang menyukainya, selain karena postur tubuh yang menarik,berkulit putih,rambutnya yang terurai panjang dan berkilau, juga karena kelebihannya yang mudah bersosialisasi. Dengan sekali pertemuan saja,kak ratu bisa menarik simpati lawan bicaranya. Jelas berbeda denganku yang lebih banyak menghabiskan waktu sendiri daripada dengan orang lain.
Aku tidak tertarik untuk berteman. Tidak mudah bereaksi terhadap isyarat - isyarat dalam bersosialisasi atau berteman. Tidak spontan / refleks dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Aku pun tidak dapat meniru tindakan teman dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura. Terkadang aku dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam).
“Yaa….kak. aa..aku punya temaan b..baru” jawabku yang hanya ingin menyenangkan kakakku.
“Like that.. oia,kakak bawa buku baru, nanti kita baca sama-sama yah?” seru kak ratu sambil menuntunku menuju kamar.
“iiyaa ka..” kataku sambil mencari-cari buku yang semalam ku baca. Kak ratu memang sangat suka membaca,dan aku sering diracuninya dengan buku-buku fiksi ataupun buku nonfiksi. Kami memang bukanlah keluarga serba ada yang bisa membeli buku apapun, untungnya kak ratu selalu memanfaatkan waktu istirahat dengan meminjam buku di perpus sekolah dan menyodorkannya padaku. (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar